Percobaan Ingenhousz – Jan Ingenhousz (8 Desember
1730 – 7 September
1799) adalah ilmuwan
Britania Raya
kelahiran Belanda
yang membuktikan bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju fotosintesis
pada tumbuhan.
Pada tahun 1778,
ia mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari
berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang
"rusak".
Tujuan
- Membuktikan bahwa fotosintesis
menghasilkan oksigen
- Mengamati faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis
- Mengamati faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis
Hipotesis
1.
Tumbuhan akan berfotosintesis bila mendapat cahaya matahari karena klorofil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari. Keberadaan klorofil sangat
berperan dalam fotosintesis.
2. Semakin tinggi intensitas cahaya, semakin meningkat laju fotosintesis.
3. Semakin banyak kandungan CO2 yang terlarut dalam air maka dapat meningkatkan laju fotosintesis.
2. Semakin tinggi intensitas cahaya, semakin meningkat laju fotosintesis.
3. Semakin banyak kandungan CO2 yang terlarut dalam air maka dapat meningkatkan laju fotosintesis.
Variabel
1.
Variabel bebas : cahaya dan NaHCO3
2. Variabel kontrol : tanaman hydrilla
3. Variabel terikat : gelembung oksigen (O2)
2. Variabel kontrol : tanaman hydrilla
3. Variabel terikat : gelembung oksigen (O2)
Alat
dan Bahan
1.
Gelas kimia ukuran 100 mL
2. Corong kaca kecil
3. Tabung reaksi
4. Termometer
5. NaHCO3
6. Baskom plastik/ ember kecil
7. Tumbuhan hydrilla verticilata
8. Lidi dan korek api
9. Air secukupnya
2. Corong kaca kecil
3. Tabung reaksi
4. Termometer
5. NaHCO3
6. Baskom plastik/ ember kecil
7. Tumbuhan hydrilla verticilata
8. Lidi dan korek api
9. Air secukupnya
10. Kawat
Cara
Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai alat dan bahan seperti gambar di bawah ini sebanyak 3 perangkat dengan catatan tabung reaksi harus dalam keadaan berisi penuh air (jangan ada rongga udara). Pemasangan perangkat dilakukan dalam air.
2. Merangkai alat dan bahan seperti gambar di bawah ini sebanyak 3 perangkat dengan catatan tabung reaksi harus dalam keadaan berisi penuh air (jangan ada rongga udara). Pemasangan perangkat dilakukan dalam air.
3.
Mengatur perangkat percobaan sebagai berikut.
a. Perangkat I diletakkan di tempat gelap (dalam ruangan)
b. Perangkat II diletakkan di tempat terang.
c. Perangkat III diletakkan di tempat terang dan ditambah dengan NaHCO3.
4. Mengamati setelah 25 menit. Kemudian, mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
a. Perangkat I diletakkan di tempat gelap (dalam ruangan)
b. Perangkat II diletakkan di tempat terang.
c. Perangkat III diletakkan di tempat terang dan ditambah dengan NaHCO3.
4. Mengamati setelah 25 menit. Kemudian, mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
Tabel
Hasil pengamatan
Misalnya hasil pengamatan kamu
seperti ini:
No
|
Perlakuan
|
Gelembung*)
|
1
|
Cahaya matahari langsung
|
++
|
2
|
Cahaya langsung + 5 gr NaHCO3
|
++++
|
3
|
Cahaya langsung + es batu
|
+
|
4
|
Cahaya langsung + air hangat
|
+++
|
5
|
Tempat teduh
|
+
|
*) Keterangan : beri tanda untuk jumlah gelembung yang muncul
(-) bila tidak ada gelembung
(+) bila sedikit gelembung
(++) bila sedang gelembung
(+++) bila banyak gelembung
(++++) bila banyak sekali gelembung
(-) bila tidak ada gelembung
(+) bila sedikit gelembung
(++) bila sedang gelembung
(+++) bila banyak gelembung
(++++) bila banyak sekali gelembung
Hasil
Gelembung yang dihasilkan pada
percobaan ini merupakan gas oksigen (O2). Gas ini terbentuk karena
proses fotolisis, yaitu air diuraikan menjadi gas oksigen. Gas oksigen tersebut
akan muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi berikut.
2H2O → 4H+ + O2
Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air.
2H2O → 4H+ + O2
Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air.
Pada gelas kimia I yang diletakkan
di tempat dengan intensitas cahaya rendah/ gelap, proses fotosintesisnya
ternyata lambat dapat diketahui dari tidak adanya gelembung yang dihasilkan.
Hal ini terjadi karena walaupun di dalam air terdapat CO2 terlarut
tetapi energi yang tersedia (cahaya) untuk melakuan proses fotosintesis oleh
hydrilla sangat sedikit. Akibatnya walaupun ada bahan baku, tetapi bila energi
untuk mengolah tidak ada maka tidak akan terbentuk hasil.
Pada gelas kimia II dengan kondisi
normal yaitu tempat terkena cahaya matahari langsung, proses fotosintesis
berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah CO2
terlarut dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis
tersebut. Akan tetapi jumlah gelembung yang terbentuk tidak sebanyak gelas
kimia III. Hal ini disebabkan walaupun keduanya sama-sama memiliki energi untuk
produksi yang melimpah, tetapi jumlah bahan baku yang tersedia tidak sama.
Pada gelas kimia III diberi larutan
NaHCO3. Penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk
menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air dengan persamaan
reaksi sebagai berikut.
NaHCO3 + H2O → NaOH + CO2 + H2O
NaHCO3 + H2O → NaOH + CO2 + H2O
Fungsi larutan NaHCO3 di
sini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis. Pada gelas kimia yang diberi
larutan NaHCO3, jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi. Di
samping itu, gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang
sehingga banyak energi untuk berfotosintesis. Oleh karena itu proses
fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena di samping bahan baku tersedia
banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga melimpah. Proses
produksi (reaksi) yang berjalan dalam waktu 20 menit mendapatkan hasil yang
banyak berupa gas O2 pada dasar tabung reaksi.
Dari hasil percobaan terhadap semua
tanaman hydrilla verticillata didapat tidak setiap corong mengeluarkan
gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung ini terkumpul pada dasar tabung
reaksi yang dalam keadaan terbalik, sehingga membentuk rongga udara. Gas yang
terkumpul ini akan diujicoba dengan menggunakan bara api dari lidi. Seperti
yang sudah diketahui, api dapat menyala jika ada oksigen di sekitarnya.
Untuk membuktikan apakah gelembung
udara yang terkumpul tersebut mengandung oksigen, praktikan memasukkan bara api
dari lidi ke mulut tabung reaksi. Ketika bara api dari lidi dimasukkan,
ternyata bara api tersebut menyala (mengeluarkan api). Hal tersebut membuktikan
bahwa dalam proses fotosintesis gas yang dihasilkan adalah oksigen. Ini
ditunjukkan dengan menyalanya bara api yang didekatkan dengan mulut tabung
reaksi yang berisi gas hasil dari fotosintesis.
Kesimpulan
1.
Proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Hal ini dibuktikan dengan
menyalanya bara api yang didekatkan ke mulut tabung reaksi yang berisi gas
hasil fotosintesis.
2.
Faktor suhu yang rendah akan memperlambat terjadinya proses fotosintesis. Hal
ini bukan berarti suhu yang sangat tinggi akan membuat proses fotosintesis
menjadi cepat, justru tanamannya akan mati. Suhu yang optimallah yang akan
membuat proses fotosintesis menjadi maksimal.
3.
Faktor intensitas cahaya yang terang (cukup/ optimal) akan membuat proses
fotosintesis menjadi cepat. Bila cahaya yang tersedia sedikit, proses
fotosintesis menjadi lambat.
4.
Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses
fotosintesis berjalan dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku
dari proses fotosintesis.
5.
Suhu, intensitas cahaya, dan kadar karbondioksida yang tersedia berpengaruh
terhadap kecepatan proses fotosintesis.
(sumber : http://rumus-kimia.com/percobaan-ingenhousz/ ,