Kamis, 17 Maret 2016

Fotosintesis : Ingenhousz


      Percobaan Ingenhousz – Jan Ingenhousz (8 Desember 17307 September 1799) adalah ilmuwan Britania Raya kelahiran Belanda yang membuktikan bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan. Pada tahun 1778, ia mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak".
      
      
Tujuan
- Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen
- Mengamati faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis

    Hipotesis
1. Tumbuhan akan berfotosintesis bila mendapat cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari. Keberadaan klorofil sangat berperan dalam fotosintesis.
2. Semakin tinggi intensitas cahaya, semakin meningkat laju fotosintesis.
3. Semakin banyak kandungan CO2 yang terlarut dalam air maka dapat meningkatkan laju fotosintesis.

   Variabel
1. Variabel bebas : cahaya dan NaHCO3
2. Variabel kontrol : tanaman hydrilla
3. Variabel terikat : gelembung oksigen (O2)

    Alat dan Bahan
1. Gelas kimia ukuran 100 mL
2. Corong kaca kecil
3. Tabung reaksi
4. Termometer
5. NaHCO3
6. Baskom plastik/ ember kecil
7. Tumbuhan hydrilla verticilata
8. Lidi dan korek api
9. Air secukupnya
 
10. Kawat
 
   Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai alat dan bahan seperti gambar di bawah ini sebanyak 3 perangkat dengan catatan tabung reaksi harus dalam keadaan berisi penuh air (jangan ada rongga udara). Pemasangan perangkat dilakukan dalam air.
3. Mengatur perangkat percobaan sebagai berikut.
  a. Perangkat I diletakkan di tempat gelap (dalam ruangan)
  b. Perangkat II diletakkan di tempat terang.
  c. Perangkat III diletakkan di tempat terang dan ditambah dengan NaHCO3.
4. Mengamati setelah 25 menit. Kemudian, mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.

Tabel Hasil pengamatan
Misalnya hasil pengamatan kamu seperti ini:
No
Perlakuan
Gelembung*)
1
Cahaya matahari langsung
++
2
Cahaya langsung + 5 gr NaHCO3
++++
3
Cahaya langsung + es batu
+
4
Cahaya langsung + air hangat
+++
5
Tempat teduh
+
*) Keterangan : beri tanda untuk jumlah gelembung yang muncul
(-) bila tidak ada gelembung 
(+) bila sedikit gelembung 
(++) bila sedang gelembung
(+++) bila banyak gelembung
(++++) bila banyak sekali gelembung

     Hasil
Gelembung yang dihasilkan pada percobaan ini merupakan gas oksigen (O2). Gas ini terbentuk karena proses fotolisis, yaitu air diuraikan menjadi gas oksigen. Gas oksigen tersebut akan muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi berikut.
                                                      2H2O → 4H+ + O2
           Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air.
Pada gelas kimia I yang diletakkan di tempat dengan intensitas cahaya rendah/ gelap, proses fotosintesisnya ternyata lambat dapat diketahui dari tidak adanya gelembung yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena walaupun di dalam air terdapat CO2 terlarut tetapi energi yang tersedia (cahaya) untuk melakuan proses fotosintesis oleh hydrilla sangat sedikit. Akibatnya walaupun ada bahan baku, tetapi bila energi untuk mengolah tidak ada maka tidak akan terbentuk hasil.
            Pada gelas kimia II dengan kondisi normal yaitu tempat terkena cahaya matahari langsung, proses fotosintesis berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah CO2 terlarut dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis tersebut. Akan tetapi jumlah gelembung yang terbentuk tidak sebanyak gelas kimia III. Hal ini disebabkan walaupun keduanya sama-sama memiliki energi untuk produksi yang melimpah, tetapi jumlah bahan baku yang tersedia tidak sama.
Pada gelas kimia III diberi larutan NaHCO3. Penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
                               NaHCO3 + H2O → NaOH + CO2 + H2O
             Fungsi larutan NaHCO3 di sini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis. Pada gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3, jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi. Di samping itu, gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang sehingga banyak energi untuk berfotosintesis. Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena di samping bahan baku tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga melimpah. Proses produksi (reaksi) yang berjalan dalam waktu 20 menit mendapatkan hasil yang banyak berupa gas O2 pada dasar tabung reaksi.
Dari hasil percobaan terhadap semua tanaman hydrilla verticillata didapat tidak setiap corong mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung ini terkumpul pada dasar tabung reaksi yang dalam keadaan terbalik, sehingga membentuk rongga udara. Gas yang terkumpul ini akan diujicoba dengan menggunakan bara api dari lidi. Seperti yang sudah diketahui, api dapat menyala jika ada oksigen di sekitarnya.
            Untuk membuktikan apakah gelembung udara yang terkumpul tersebut mengandung oksigen, praktikan memasukkan bara api dari lidi ke mulut tabung reaksi. Ketika bara api dari lidi dimasukkan, ternyata bara api tersebut menyala (mengeluarkan api). Hal tersebut membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis gas yang dihasilkan adalah oksigen. Ini ditunjukkan dengan menyalanya bara api yang didekatkan dengan mulut tabung reaksi yang berisi gas hasil dari fotosintesis.

    Kesimpulan
1. Proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Hal ini dibuktikan dengan menyalanya bara api yang didekatkan ke mulut tabung reaksi yang berisi gas hasil fotosintesis.
2. Faktor suhu yang rendah akan memperlambat terjadinya proses fotosintesis. Hal ini bukan berarti suhu yang sangat tinggi akan membuat proses fotosintesis menjadi cepat, justru tanamannya akan mati. Suhu yang optimallah yang akan membuat proses fotosintesis menjadi maksimal.
3. Faktor intensitas cahaya yang terang (cukup/ optimal) akan membuat proses fotosintesis menjadi cepat. Bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadi lambat.
4. Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalan dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.
5. Suhu, intensitas cahaya, dan kadar karbondioksida yang tersedia berpengaruh terhadap kecepatan proses fotosintesis.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar